Minggu, 03 April 2011

MaRAH ???

Perlukah meluapkan kemarahan pada situasi yang menuntut ketegasan?
Tegas bukan berarti keras bukan? ada perbedaan mendasar diantara dua pengertian itu.
banyak orang pada akhirnya merasa perlu bertindak
kasar
keras supaya tidak dianggap remeh, dan merasa lemah jika harus mengalah.
Teman kecilku di fb menuliskan: mengalah bukan berarti kalah, menunduk bukan berarti takut.
Saya kirimkan satu jempol untuknya, saya pikir apa yang ditulisnya adalah pengalaman pribadi. Kadang anak-anak mementingkan kepala yang panas menghadapi konflik kecil dengan temannya, tersingggung sedikit saja bisa beradu mulut dan tersenggol badan bisa berakhir dengan adu fisik.
Bisa dipahami mereka kanak-kanak, harga diri dan rasa penghargaan yang tinggi pada diri sendiri membuat nalar dikesampingkan. Mereka takut disebut lemah dan pengecut, mereka juga tidak mau dianggap pecundang.


Bagaimana dengan kita orang-orang dewasa?

Tidak perlu marah, saya masih percaya kesabaran tingkatan tertinggi dalam memanajemen kondisi emosi.
Tidak perlu kata-kata kasar, selagi masih bisa dibicarakan baik-baik. Hanya perlu bersabar dan menahan diri, tidak akan rugi.
Lu jual gue beli, lu nantang gua ladenin….
ungkapan yang masih sering saya dengar. Pada akhirnya yang terbentuk adalah pribadi dengan temperamen tinggi. Lingkungan? pola asuh? kondisi psikis? entahlah, saya tidak pernah mendengar nada-nada tinggi dari suara-suara orang di dalam rumah sejak saya kecil, selalu adem ayem… mungkinkah itu peranan orang tua? bisa jadi.
Ketika sekarang berada pada lingkungan dengan tingkat emosi yang impulsif, saya suka keder sendiri…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar